Halaman

Minggu, 30 September 2012

Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah


A. Akhlak Nabi Muhammad SAW


Pada tanggal 12 Rabiul awal tahun gajah atau tanggal 20 April 571 Masehi yang lalu telah lahir seorang manusia yang menjadi Rahmatan Lil Alamin dan menyandang derajat keterpujian yang tidak terukur ketinggian dan kesempurnaannya serta kelak membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Manusia tersebut adalah Ahmad yang kemudian menyandang nilai-nilai Ke-Muhammad-an yang sangat tinggi sehingga beliau berhak menyandang gelar Muhammad yaitu yang sangat terpuji dan selalu dipuja dan dipuji, yang menjadi Rahmatan Lil Alamin dan Uswatun Hasanah bagi seluruh makhluk yang ada di alam semesta Raya ini.

Sebagai nabi dan rasul terakhir, Nabi Muhammad memiliki beberapa keistemawaan. kesabarannya, ketabahannya, keberaniannya, keadilannya, kejujurannya, kepatuhannya terhadap Allah, kemurahannya, kasih sayangnya, lemah lembutnya, dan sifat – sifat terpuji lainnya merupakan miliknya dan sekaligus merupakan keistimewaannya.

Akhlak Nabi Muhammad Saw. yang terpuji bukan hanya ada setelah beliau menjadi seorang rasul, namun jauh sebelum itu beliau telah dikenal oleh masyarakat sebagai orang yang selalu menjaga akhlaknya, memiliki perilaku yang terpuji, amanah, jujur dan dan berbagai sifat mulia lainnya. Riwayat dari anas bin Malik menyampaikan kepada kita bahwa gelar al-Amin telah melekat pada diri Rasulullah Saw. sebelum beliau diangkat menjadi seorang rasul karena beliau dikenal sebagai orang yang amanah dan adil.

Kepada Nabi Muhammad saw. diturunkan Al-Qur’an yang sekaligus merupakan sumber akhlak Beliau. Dalam sebuah hadits disebutkan :

سَئَلَتْ عَائِشَةُ عَنْ خُلُقِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

Artinya:
Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah, maka ia menjawab : “Akhlak Rasulullah saw. adalah Al-Qur’an”. (HR. Ahmad)